KERATON JOGJA
Keraton Yogyakarta didirikan pada tahun 1755 oleh Sri Sultan Hamengkubuwono I. Keraton ini merupakan hasil dari Perjanjian Giyanti yang memisahkan Kesultanan Mataram menjadi dua bagian, yaitu Kesultanan Yogyakarta dan Kesunanan Surakarta.
Berikut adalah beberapa fakta menarik tentang sejarah Keraton Yogyakarta :
Keraton Yogyakarta dibangun di bekas pesanggrahan Garjitawati, yang digunakan untuk istirahat jenazah raja-raja Mataram.
Keraton Yogyakarta dibangun dalam waktu hampir satu tahun.
Sultan Hamengkubuwono I juga berperan sebagai arsitek dalam pembangunan keraton.
Keraton Yogyakarta menjadi simbol pemisahan Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dari Surakarta.
Keraton Yogyakarta menjadi pusat kebudayaan dan spiritualitas bagi masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya.
Keraton Yogyakarta merupakan objek wisata bersejarah di Kota Yogyakarta.
SRI SULTAN HAMENGKUBUWANA IX
12 April 1912 – 2 Oktober 1988,
Lahir dengan nama Gusti Raden Mas Dorodjatun) adalah Sultan Yogyakarta kesembilan, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta yang pertama, dan juga merupakan Wakil Presiden Indonesia kedua yang menjabat pada tahun 1973–1978. Hamengkubuwana IX juga merupakan Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka yang pertama dan dikenal sebagai Bapak Pramuka Indonesia.
Ayah : Sultan Hamengkubuwana VIII
Ibu : Kanjeng Raden Ayu Adipati Anom Hamengkunegara (Raden Ajeng Kustilah)
SRI SULTAN HAMENGKUBUWANA X
Lahir 2 April 1946 dengan nama Bendara Raden Mas Herdjuno Darpito) adalah Sultan Ngayogyakarta Hadiningrat yang bertakhta sejak tahun 1989. Saat ini, ia juga menjabat sebagai Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta ketiga yang menjabat sejak 3 Oktober 1998
Ayah : Hamengkubuwana IX
Ibu : KRAy. Windyaningrum