*MELAWAN RAKSASA*
Kita sering merasa sudah mencoba untuk bangun lebih pagi, membaca beberapa halaman buku, dan berolahraga ringan. Tapi mengapa setelah seminggu, kita kembali terjerembap di tempat tidur? Mengapa perubahan itu terasa begitu mustahil?
Jawabannya mungkin terletak pada ketidakseimbangan tenaga. Bayangkan rasa malas yang kita pupuk selama sepuluh tahun bukanlah pasir yang bisa kita usap dengan sekali kibasan tangan.
Ia adalah sebuah monumen besar dari beton yang kokoh berdiri. Setiap kali kita menunda, setiap kali kita memilih jalan yang mudah, kita menambahkan satu semen lagi, satu bata lagi, hingga monumen itu menjadi raksasa yang tak tergoyahkan.
Lalu hari ini kita datang dengan membawa semprotan air dan sebuah lap. Kita usap-usap permukaan beton itu dengan tenaga yang sepertinya sudah maksimal. Hasilnya? Hanya basah sebentar, lalu kering. Karena cara seperti itu hanya berlaku untuk melawan pasir.
Itulah kesalahannya, karena kita mencoba melawan akumulasi malas selama satu dekade dengan tenaga yang hanya cukup untuk satu hari.
Prinsipnya sederhana, untuk menghancurkan benteng kemalasan yang dibangun bertahun-tahun, kita memerlukan energi yang setara, bahkan lebih besar.
Jika sepuluh tahun menghabiskan waktu untuk bersantai, maka tidak bisa berharap perubahan datang hanya dengan usaha satu pekan. Jika sepuluh tahun kita memilih yang instan dan mudah, maka harus siap melalui proses yang sulit dan berliku dengan kesabaran yang berlipat ganda.
Orang sering gagal bukan karena tak mau berubah, tapi karena meremehkan biaya perubahan. Mereka ingin sepuluh tahun bermalas-malasan ditebus dengan satu minggu rajin. Itu ilusi. Realitasnya semakin lama kita lalai, semakin besar energi yang dituntut untuk kembali ke jalur.
Tapi percayalah, setiap tetes keringat yang dikeluarkan, setiap dorongan tenaga ekstra yang diberikan, itu tidak akan pernah sia-sia. Ia mungkin tidak langsung meruntuhkan monumen itu seketika, tetapi ia adalah pukulan palu yang perlahan-lahan meretakkan dinding betonnya.
Suatu hari nanti, setelah konsisten mengerahkan tenaga yang sebanding dengan lamanya kemalasan, kita akan mendengar suara gemuruh. Itu adalah suara raksasa kemalasan kita yang akhirnya runtuh.
Maka, berikanlah tenaga yang layak untuk pertarungan tersebut. Karena musuh yang dihadapi adalah simpanan utang kita sendiri. Kalahkan ia dengan simpanan kekuatan yang sangat besar! Allahu Akbar!
_Dari hati, untuk hari ini._
Ust. Arafat
משעמם
הפוסט הזה קיבל תגובות רבות ממשתמשים על כך שהוא מונוטוני וחוזר על עצמו יותר מדי.