Noioso
Questo post ha ricevuto molti feedback dagli utenti per essere monotono e troppo ripetitivo.
🌀 “Keris Ken Arok bukti leluhur biadab?” — yuk kita benahin cara bacanya dulu.
Akhir² ini bnyk yg komen gini:
“Leluhur kamu itu biadab. Buktinya keris Ken Arok disumpah-serapahi utk memakan korban 7 turunan!”
Kalimat ini simple, tp dampaknya dalem.
Karena dari sebilah keris kutukan mpu pemarah, org langsung menghakimi peradaban utuh yg bangun ribuan candi megah yg di iringi mantra para resi, kejeniusan para empu dan sabda para Brahmana🤦♂️
Mari Ken jelasin pelan², pake logika & sejarah… bukan asumsi.
---
🌿 1. Masalahnya ada di cara kita memahami cerita, bkn di leluhur kita
Keris Ken Arok itu bukan “artefak sejarah”.
Itu bagian dari babad, yg genre-nya memang:
★campur mitos ✨
★campur simbol 🌀
★campur pesan moral
★campur legitimasi politik raja
Babad tuh ibarat novel sakral di zaman itu.
Bkn buku sejarah model modern.
Jadi klw km bandingin babad dgn bangunan Borobudur, itu spt bandingin puisi dgn arsitektur teknik — gk nyambung malah jomplang.
---
🌿 2. Dan banyak yg lupa: Pararaton diplintir tafsirnya utk propaganda kolonial
Pararaton ditulis abad 15–16.
Belanda datang serius baru akhir abad 17.
Tapi…
cara Belanda menginterpretasi Pararaton itu yg bikin rusak.
Mereka tonjolkan bagian:
★perebutan tahta
★intrik
★pembunuhan
★kutukan
Lalu mereka sebarkan narasi:
> “Lihat, orang Jawa tdk bisa memerintah dirinya sendiri.”
Ini teksnya lokal,
penafsirannya yg dipelintir asing utk propaganda “pecah belah dan kuasai”.
Dan mirisnya, narasi ini diwariskan ke generasi kita lewat sekolah.
---
🌿 3. Lalu kenapa cerita Ken Arok terasa ‘gelap’?
Karena babad itu memang menonjolkan moral:
> “Kerajaan runtuh krn keserakahan, bkn krn rakyatnya bodoh.”
Itu Simbol, bukan catatan kriminal.
Kalau km baca babad Jawa lain pun sama:
ketika raja tdk selaras dgn dharma, selalu muncul “tanda keruntuhan”.
Itu bahasa spiritual, bukan gosip politik versi modern, tapi pesan moral buat para pemimpin.
---
🌿 4. Sekarang bandingin dua hal ini ⤵️
📌 Borobudur, Prambanan, Penataran, Sukuh, Trowulan, Muara Takus
— dibangun dgn geometri presisi, astronomi, matematika, dan kosmologi tingkat tinggi.
📌 Satu kisah keris yg katanya dikutuk
— yg bahkan peneliti sepakat isinya simbolik, bkn literal.
Kalau akal sehat dipakai sebentar aja…
masa peradaban yg mampu membuat Borobudur disebut biadab
cuma gara² cerita sebilah keris dari babad?
---
🌿 5. Masalahnya bkn di sejarah…
…tp di keyakinan baru yg menelan mentah narasi kolonial & menolak narasi lokal, lalu menjadikannya kebenaran final.
Dan ketika ada yg mencoba mengangkat kembali jati diri Nusantara, langsung dicap:
“Anti ini, anti itu, pemecah belah.”
Padahal Ken cuma ngajak:
yuk belajar melihat sejarah kita dgn mata yg jernih, bkn dgn kacamata warisan penjajah.
---
🌿 6. Kembali ke kesadaran itu hal sederhana:
Bangun identitas bangsa itu bkn utk sombong,
tp utk mengingatkan km bahwa di dlm diri km ada cahaya yg SANGAT tua.
Cahaya yg pernah membangun zamrud kosmologi di tanah ini.
Cahaya yg pernah dipandu ratusan resi, mpu, brahmana.
Cahaya yg tertidur lama,
karena digantikan narasi gelap yg penuh tuduhan dan rasa malu.
Dan Ken cuma menabuh gendang Nayogenggong:
“Bangunlah DNA Nusantara. Km bukan keturunan biadab.”
---
🌀 Pertanyaan utk km yg mau mikir jernih:
Menurut km,
warisan peradaban apa yg lebih layak disebut “biadab”?
🟢 Borobudur yg presisinya dan dunia modern aja skrg masih bingung?
atau
🔴 Kisah keris dari babad yg bahkan tafsirnya pun di plintir para penjajah?
Tulis pendapatmu…
Biar kita ngobrol lebih dalam.
...
Rahayu 🙏✨
❤Ken lover's ❤
---
#familyvalues
#thankful
#gratitude
#nusantara
...