MUTIARA HIKMAH (117)
BERDAGANG LAH
Dari Abdurrahman bin Auf RA:
يَا عَبْدَ الرَّحْمَنِ، تِجَارَةً وَتَمَتَّعْ بِالْحَلَالِ، فَإِنَّهُ لَيْسَ أَحَدٌ يَكْسِبُ مَالًا مِنْ عَمَلِ يَدِهِ خَيْرٌ مِنَ التِّجَارَةِ
Dia adalah sahabat Nabi yang terkenal sebagai pedagang sukses. Suatu ketika, Nabi SAW bersabda kepadanya:
"Wahai Abdurrahman, berdaganglah dan nikmatilah (rezeki yang halal), karena sungguh, tidaklah seseorang memperoleh harta dari hasil usahanya sendiri lebih baik daripada berdagang. (HR. Al-Baihaqi, Syu'ab al-Iman).
Abdurrahman bin Auf juga berkata:
إِذَا خِفْتَ الْفَقْرَ فَتَاجِرْ بِالْأَمَانَةِ، فَإِنَّ اللهَ يُبَارِكُ فِيهَا
Jika engkau takut miskin, maka berdaganglah dengan menjaga kejujuran, karena Allah akan memberkahinya.
Berdaganglah dengan kejujuran, niscaya Allah akan melipatgandakan rezekimu. Sebab, keuntungan terbesar bukanlah pada harta, tetapi pada keberkahan yang mengiringinya.
Pedagang yang amanah adalah sahabat Allah di pasar. Ia tak hanya menjual barang, tetapi juga menebar kepercayaan dan ketenangan.
Rezeki dari berdagang itu seperti sungai yang mengalir. Jika kau jaga kebersihannya (kehalalan), ia akan terus mengairi hidupmu dengan kemakmuran
Jangan takut rugi dalam berdagang, tapi takutlah jika keuntunganmu didapat dengan cara yang meragukan. Karena harta haram hanya membawa kesenangan semu.
Allah mencintai hamba-Nya yang bekerja keras dengan tangannya sendiri. Dan berdagang adalah salah satu jalan mulia untuk meraih kemandirian.
Jika kau ingin kaya, berdaganglah. Jika kau ingin kaya dan bahagia, berdaganglah dengan penuh syukur dan tawakal.
Pasar adalah tempat ujian kejujuran. Barangsiapa lulus di dalamnya, ia akan meraih dua keuntungan: dunia dan akhirat.
Dagang yang halal adalah jihad ekonomi. Ia mengajarkan kesabaran, kejujuran, dan keyakinan bahwa rezeki itu dijamin oleh Allah.
Dagang bukan sekadar cari untung, tapi ladang amal untuk akhirat.
- Idris Parakkasi -