Boring
This post has received widespread feedback from users for being monotonous and overly repetitive.MUTIARA HIKMAH (155)
JADILAH WIRAUSAHA SUKSES
التَّاجِرُ الصَّدُوقُ الأَمِينُ مَعَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ
Dari Umar bin Khattab رضي الله عنه berkata:
"Pedagang yang jujur dan amanah akan bersama para nabi, shiddiqin, dan syuhada."
Pengusaha sejati bukan yang mengejar untung semata, tapi yang mengejar manfaat abadi untuk umat.
Rezeki terbaik datang dari bisnis yang tidak membuatmu malu berdoa, tidak ragu berzakat, dan tak berat bersedekah.
Bisnis tanpa ilmu fiqih muamalah bagai berlayar tanpa kompas, cepat atau lambat akan tersesat.
Pasar adalah masjid kedua bagi pengusaha muslim, di sana kesempatan beribadah dengan kejujuran dan pelayanan terbaik.
Lima kunci usaha berkah: Niat ikhlas, barang halal, akurat dalam timbangan, jujur dalam promosi, dan cepat dalam membayar hak orang lain.
Jangan pernah memandang kecil profesi bisnis, Nabi Daud AS adalah raja sekaligus pembuat baju besi, Nabi Zakaria AS nabi sekaligus tukang kayu.
Pengusaha bijak adalah yang memandang kompetitor sebagai pendorong inovasi, bukan musuh yang harus dijatuhkan.
Harta pengusaha muslim sejati tidak berhenti di rekeningnya, tapi mengalir ke baitulmal/lembaga zakat, anak yatim, dan proyek umat.
Tanda usaha diberkahi: Rezeki datang dari jalan tak terduga, hati pelanggan selalu rindu, dan setiap kerugian menjadi pelajaran berharga.
Bisnis terbaik adalah yang tidak hanya mengisi dompet, tapi juga mengisi catatan amal shalih.
Pengusaha cerdas tidak sekadar menjual produk, tapi menjual solusi, seperti Rasulullah ﷺ yang menjual 'kepercayaan' hingga dijuluki Al-Amin
Jangan pernah meremehkan usaha kecil, Khadijah رضي الله عنها memulai dari mengirim kafilah dagang, lalu menjadi konglomerat se-Jazirah Arab.
Pengusaha visioner selalu punya 3 catatan: Buku transaksi, buku evaluasi diri, dan buku target akhirat.
Ketika usahamu sepi, perbanyak istighfar. Ketika usahamu ramai, perbanyak syukur. Keduanya adalah magnet rezeki.
- Idris Parakkasi -
MUTIARA HIKMAH (117)
BERDAGANG LAH
Dari Abdurrahman bin Auf RA:
يَا عَبْدَ الرَّحْمَنِ، تِجَارَةً وَتَمَتَّعْ بِالْحَلَالِ، فَإِنَّهُ لَيْسَ أَحَدٌ يَكْسِبُ مَالًا مِنْ عَمَلِ يَدِهِ خَيْرٌ مِنَ التِّجَارَةِ
Dia adalah sahabat Nabi yang terkenal sebagai pedagang sukses. Suatu ketika, Nabi SAW bersabda kepadanya:
"Wahai Abdurrahman, berdaganglah dan nikmatilah (rezeki yang halal), karena sungguh, tidaklah seseorang memperoleh harta dari hasil usahanya sendiri lebih baik daripada berdagang. (HR. Al-Baihaqi, Syu'ab al-Iman).
Abdurrahman bin Auf juga berkata:
إِذَا خِفْتَ الْفَقْرَ فَتَاجِرْ بِالْأَمَانَةِ، فَإِنَّ اللهَ يُبَارِكُ فِيهَا
Jika engkau takut miskin, maka berdaganglah dengan menjaga kejujuran, karena Allah akan memberkahinya.
Berdaganglah dengan kejujuran, niscaya Allah akan melipatgandakan rezekimu. Sebab, keuntungan terbesar bukanlah pada harta, tetapi pada keberkahan yang mengiringinya.
Pedagang yang amanah adalah sahabat Allah di pasar. Ia tak hanya menjual barang, tetapi juga menebar kepercayaan dan ketenangan.
Rezeki dari berdagang itu seperti sungai yang mengalir. Jika kau jaga kebersihannya (kehalalan), ia akan terus mengairi hidupmu dengan kemakmuran
Jangan takut rugi dalam berdagang, tapi takutlah jika keuntunganmu didapat dengan cara yang meragukan. Karena harta haram hanya membawa kesenangan semu.
Allah mencintai hamba-Nya yang bekerja keras dengan tangannya sendiri. Dan berdagang adalah salah satu jalan mulia untuk meraih kemandirian.
Jika kau ingin kaya, berdaganglah. Jika kau ingin kaya dan bahagia, berdaganglah dengan penuh syukur dan tawakal.
Pasar adalah tempat ujian kejujuran. Barangsiapa lulus di dalamnya, ia akan meraih dua keuntungan: dunia dan akhirat.
Dagang yang halal adalah jihad ekonomi. Ia mengajarkan kesabaran, kejujuran, dan keyakinan bahwa rezeki itu dijamin oleh Allah.
Dagang bukan sekadar cari untung, tapi ladang amal untuk akhirat.
- Idris Parakkasi -