Loading Logo

Učitavam..

@DuniaBersama_4
@DuniaBersama_4

@DuniaBersama_4

@DuniaBersama_4

MUTIARA HIKMAH (111)
BEKERJALAH

الْمُؤْمِنُ الْقَوِيُّ الْعَامِلُ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ
Dari Salman Al-Farisi رضي الله عنه berkata:
Seorang mukmin yang kuat bekerja lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah


Bekerjalah dengan kedua tanganmu, niscaya kau akan makan dari hasil keringatmu sendiri - dan itulah sebaik-baik hidangan.
Allah menurunkan hujan, tapi tak pernah langsung menumbuhkan tanaman di piring makanmu - mengajarkan bahwa rezeki membutuhkan usaha.
Tangan yang berkeringat membawa berkah, sementara tangan yang menganggur hanya menunggu aib.
Lautan luas pun tak menolak tetesan sungai, mengajarkan bahwa pekerjaan kecil yang ikhlas akan bermakna besar di sisi-Nya.
Allah tidak melihat bentuk pekerjaanmu, tapi melihat niat di balik gerak tanganmu.
Mereka yang bangun sebelum fajar memahami rahasia: bahwa rezeki diperebutkan oleh mereka yang lebih dulu memegang cangkul.
Pekerjaan terberat adalah memulai - tapi ketahuilah bahwa langkah pertama itulah yang membedakan mimpi dengan kenyataan.
Allah menjamin rezeki burung yang keluar sarangnya di pagi hari - bukan yang malas berdiam di kandang.
Jangan malu bekerja hanya karena pekerjaan itu kecil. Malu itu ketika kau duduk menganggur sementara keluargamu kelaparan.
Pedangku pernah menjadi sumber rezekiku, tapi cangkul di tanganku sekarang lebih kuhargai karena menghidupkan tanah (khalid bin Walid).
Tangan yang menggiling gandum untuk keluarga lebih aku cintai daripada tangan yang hanya menerima pemberian (Fatimah Az zahrah.
Jika kau ingin kaya, jangan hanya menunggu harta warisan. Berkaryalah, maka dunia akan mewariskan kekayaan untukmu (Sa’ad bin Abi Waqqas).

- Idris Parakkasi -

image

MUTIARA HIKMAH (11
MENABUNGLAH

لاَ تُنْفِقْ مَالَكَ كُلَّهُ دَفْعَةً وَاحِدَةً، وَاجْعَلْ لِغَدِكَ نَصِيبًا كَمَا تَجْعَلُ لِسَفَرِكَ زَادًا

Dari Abu Bakar Ash-Shiddiq رضي الله عنه berkata:
"Janganlah engkau menghabiskan hartamu sekaligus, tapi sisihkan sebagian untuk masa depanmu seperti kau menyisihkan makanan untuk perjalanan jauh

Simpanlah sebagian hartamu, karena kebutuhan datang seperti tamu tak diundang.
Orang bijak adalah yang hidup sederhana hari ini untuk kelimpahan esok hari.
Ajarkanlah anak-anakmu tiga hal: menabung, berdagang, dan tidak bergantung pada pemberian orang. (Muads bin Jabal).
Menabung bukan sekadar menyimpan uang, tapi menyiapkan masa depan dengan penuh hikmah.
Orang yang menabung seperti menanam pohon; ia tak akan menuai hari ini, tapi akan berbuah lebat di kemudian hari.
Jangan menunggu sisa untuk menabung, tapi sisihkan di awal sebagai bukti syukur pada rezeki-Nya.
Tabunganmu hari ini, betapa pun kecil, adalah awal dari kemandirianmu esok.
Menabunglah seolah kau hidup selamanya, dan beramallah seolah kau mati besok.
Bukan berapa banyak yang kau hasilkan, tapi berapa bijak kau menyisihkan yang menentukan masa depanmu.
Orang miskin bukan yang sedikit hartanya, tapi yang tak punya simpanan saat diperlukan.
Menabung adalah bentuk doa dengan angka, kau percaya ada hari depan yang harus dipersiapkan.
Jika ingin tahu nilai uang, cobalah meminjamnya. Jika ingin menghargainya, mulailah menabung.

- Idris Parakkasi -

image

MUTIARA HIKMAH (109)
MILIKILAH SIFAT DISIPLIN


"نَظِّمْ أَمْرَكَ الصَّغِيرَ يُنَظَّمْ لَكَ أَمْرُكَ الْكَبِيرُ"
Umar bin Khattab رضي الله عنه
"Bersikaplah disiplin dalam urusan kecil, maka kamu akan diberi kemudahan dalam urusan besar.

Orang yang disiplin akan merdeka, sementara orang yang malas akan menjadi budak keinginannya
Disiplin adalah jembatan antara impian dan kenyataan. Ia mengubah ‘suatu hari nanti’ menjadi ‘hari ini.
Orang yang menunggu ‘semangat’ untuk bertindak akan kalah oleh orang yang bertindak karena komitmen.
Waktu tidak akan menghargaimu jika engkau tidak menghargainya. Disiplin adalah bahasa yang dipahami oleh waktu.
Disiplin itu seperti pohon: akarnya pahit (perjuangan), tetapi buahnya manis (kesuksesan)
Allah mencintai hamba yang bersungguh-sungguh, bahkan dalam langkah-langkah kecilnya.
Bukan bakat yang menentukan nasibmu, tetapi rutinitasmu. Disiplin mengalahkan kecerdasan.
Disiplin adalah memberi tahu dirimu ‘ya’ untuk hal yang penting, dan ‘tidak’ untuk hal yang mengganggu.
Jadikan disiplin sebagai sahabat setia. Ia akan membawamu ke tempat yang tak bisa dicapai oleh alasan-alasan.
Pemimpin sejati bangun lebih awal bukan untuk diperhatikan, tetapi karena tanggung jawabnya tak boleh tertunda.
Rutinitas adalah tembok penjara bagi orang malas, tetapi batu loncatan bagi orang disiplin.
Orang disiplin punya dua waktu: ‘Sekarang’ untuk bertindak, dan ‘Nanti’ untuk menikmati hasil.
Rumah yang disiplin adalah madrasah pertama bagi generasi pemimpin.


- Idris Parakkasi -