MUTIARA HIKMAH (112)
TANAMLAH POHON
«مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَغْرِسُ غَرْسًا، أَوْ يَزْرَعُ زَرْعًا، فَيَأْكُلُ مِنْهُ طَيْرٌ أَوْ إِنْسَانٌ أَوْ بَهِيمَةٌ، إِلَّا كَانَ لَهُ بِهِ صَدَقَةٌ»
(رواه البخاري في صحيحه، كتاب المزارعة، باب فضل الزرع والغرس إذا أكل منه، حديث رقم 232
Dari Anas bin Malik RA Rasulullah saw bersabda:
"Jika seorang Muslim menanam pohon atau menabur benih, lalu burung, manusia, atau hewan memakannya, itu dianggap sebagai sedekah baginya." (HR. Bukhari)
Tanamlah pohon, meski esok kiamat tiba. Jika dunia tetap ada, kau akan menuai pahala. Jika ia benar-benar berakhir, biarkan amal terakhirmu menjadi warisan kebaikan.
Seorang yang menanam pohon seperti menulis doa dengan akar-akar keabadian. Setiap daun yang tumbuh adalah tasbih, setiap buah yang masak adalah berkah’
Pohon yang kau tanam hari ini adalah nafas untuk generasi yang belum lahir. Mereka mungkin tak tahu namamu, tapi hidup mereka bersandar pada kebaikanmu.
Bumi ini warisan Tuhan. Menanam pohon adalah cara kita membayar hutang pada masa lalu dan berinvestasi untuk masa depan.
Pohon mengajarkan kita makna ikhlas: ia memberi tanpa suara, melindungi tanpa syarat, dan terus tumbuh meski tak dilihat.
Allah tidak menciptakan bumi yang gersang. Maka, jangan biarkan jejak kakimu hanya meninggalkan debu. Tanamlah sesuatu yang akan bersyukur padamu kelak.
Sebuah pohon adalah sahabat waktu, ia menyimpan sejarah dalam lingkar batangnya, dan menawarkan masa depan dalam setiap bijinya.
Jika kau tebang satu pohon tanpa hak, maka di akhirat nanti ia akan bersaksi: 'Wahai Rabb, ini orang yang memutuskan rezeki makhluk-Mu.' Tapi jika kau tanam satu pohon, ia akan berdoa: 'Wahai Rabb, ampunilah dia.
Suatu hari nanti, ketika amal lain sudah terputus, pohon yang kau tanam masih akan menyebut namamu dalam rintik hujan dan desau angin.
Menanam pohon adalah bukti kita percaya pada esok hari. Karena hanya orang beriman yang bekerja untuk masa depan yang ia tak akan lihat.
- Idris Parakkasi -